Blackpink Jennie Solo Review MV + Song !
Di tanggal 12 November kemarin, solo debut dari member Blackpink, Jennie akhirnya dirilis. Kenapa ini jadi menarik? Karena dia jadi member Blackpink pertama yang debut solo, dan siapa yang tidak tahu Blackpink sekarang? Langsung saja, ini dia review dari Jennie Solo.
Female GD, seperti yang banyak orang bilang, human Gucci, atau apapun itu, Jennie menunjukkan eksistensi yang berbeda di jagad K-Pop. Well, kedengarannya sangat ekslusif tapi tidak juga. Dalam artian dia punya karakter sendiri, yang mana penting untuk tetap berada di jalur public recognition.
Nah, apa itu cukup jadi alasan untuk menulis review Solo? Well, mungkin karena selama ini aku cenderung berkiblat ke TWICE jadi terkesan kurang suka dengan Blackpink atau Red Velvet. Tidak juga, Ddu-du-Ddu-du terkendala waktu jadi aku tidak sempat merilisnya, RV memang bukan terlalu seleraku.
Alasan kedua, ini adalah total opposite, as far I could dig it, from YES or YES. Sebelumnya sudah kubilang aku kurang suka YES or YES karena mencerminkan troublesome relationship, sementara Jennie Solo menggambarkan kebebasan dari hubungan yang seperti itu.
Langsung ke review singkat. Jennie Solo adalah MV yang beda dengan Blackpink biasanya, ini malah tipikal member girl group yang debut solo, mengambil gambar di luar negeri, dalam hal ini UK dan konsepnya beda dengan grup asalnya.
Kalau disingkat saja, keseluruhan lagu ini -bukan storyline- menceritakan tentang Jennie yang “going solo” karena “I’m better off with myself” dan semacamnya. Well, intinya, it’s a song fit for the girl crush icon, hence the title.
Dan satu kata untuk keseluruhan MV, perfect. Bukan karena bias atau apa, tapi penggambaran lirik dan scene berhasil dengan baik disini. Ambil contoh saat lirik “Baby, jagi, yeobo, I miss you” dimana dia berada di sebuah ruangan serba pink dengan dandanan a la morning selfie, masih menggambarkan sebuah hubungan palsu.
Palsu? Tunggu sebentar di scene selanjutnya. Kenapa kubilang palsu adalah di ruangan pink yang mendeskripsikan sebuah hubungan, dia terlihat bosan dan disheartened. Nah, di scene kolam renang -akan banyak iler serigala disini- dia merobek halaman bukunya, dan liriknya “This is not a touching love story” Booom.
And then, strongly, “Bit-naneun solo” mungkin banyak yang akan mendengar “bitch” tapi toh pronouncitation yang digunakan memang menjurus kesana. Well, arti sebenarnya adalah “I am shinin’ solo” artinya bisa dia mendeklarasikan lebih bahagia sendiri, atau menjadi diri sendiri tanpa harus berpura-pura.
Yah, sayangnya, entah mungkin cuma aku yang merasa begini, tapi dance scene di rilisan Jennie Solo ini kurang oke. The music and the dance seems a bit off. Selanjutnya adegan dimana dia melepas pink dress dan melemparnya ke mesin cuci, memperlihatkan black suit, referensi bagus untuk Blackpink.
Aku tidak akan menulis tentang rap-nya secara penuh, tapi intinya, Jennie merasa solo adalah pilihan terbaik, apalagi setelah scene yang seperti menggambarkan cowoknya ketahuan flirting dengan orang lain. Mengatakan ini selingkuh, aku jadi merasa seperti anak SMP.
Adegan selanjutnya dimana dia menangis di sebuah gang di malam hari, dan kemudian mengenakan sayap malaikat di siang hari selanjutnya, dengan Toyota MR2 yang dicoret pilox, that’s vandalism. Really, you did that to a MR2? And on top, it’s Mk 1. Ini aspek yang paling tidak kusukai di MV ini, vandalisme pada Toyota MR2.
Secara keseluruhan ini menggambarkan fase break up & move on, kalau bisa dibilang begitu. Not even a distant memory. Better off without you. Setidaknya dia membawa level pengumuman “baru saja putus” lebih bagus daripada sekedar curhat di medsos.
JENNIE - 'SOLO' M_V - YouTube.MP4_000146604
JENNIE - 'SOLO' M_V - YouTube.MP4_000102227
Dan selesai. MV Jennie Solo ini hanya berdurasi 2:56, terbilang sangat pendek kan? Tapi mereka berhasil mengemasnya dengan baik. Kelewat baik malah, ketimbang banyak MV yang ku-review akhir-akhir ini yang terkesan njelimet urusan storyline.
Sementara itu, untuk urusan set, sinematografi, kostum, tidak ada keluhan. Permainan warna disini, seperti dominan biru saat Jennie merobek halaman buku, menggambarkan keputusan dan di laundry, adalah simbol kesedihan. Hitam dan pink juga muncul berkali-kali.
Dan lagu ini, saat review ini naik, sudah mencapai 40 juta views, dan debut single Jennie ini memuncaki banyak daily chart. Belum lagi dibantu “kontroversi” yang mana selalu jadi poin lucu bagi fans K-Pop yang masih hijau. Yah, samalah dengan fans Sakamichi atau 48G yang sekali tolol, selalu ngajak berjamaah. Baik-baik pokoknya, semua selalu berbagi.
BLINKs Thought CL’s Tweet Threw Shade At BLACKPINK Jennie’s “SOLO”
Well, sampai disini, aku terdengar menjadi Blink dadakan, tapi tidak. Aku tidak tahu Blackpink dari tanggal 12 November, hanya saja aku memang tidak sering mengangkat grup diluar Sakamichi dan TWICE, dan baru-baru ini IZ*ONE, karena satu hal. Apa itu?
They’re fun to watch. I means variety, the more the merrier. More fun and more laughs. Karena itu materialnya banyak dan menghibur. Sementara grup seperti Blackpink, (G)I-DLE, Little Glee Monsters, etc, I love their music, and basically that’s all. Aku tidak bilang mereka tidak menghibur -as if I could, watch Jennie on Running Man- tapi materialnya memang hanya sedikit.
Mereview lagu saja itu berat. Karena itu aku tidak lagi menulis O Chart, bahkan merilis draft berisi lagu-lagu favoritku dari Arashi saja tidak bisa, karena susah untuk menyampaikan pesannya. Jennie Solo ini juga begitu. Lagunya oke, meski aku belum sempat mendengar full version, tapi lagu slow seperti ini sedang tren sepertinya.
Overall, Jennie Solo ini adalah MV yang bagus. Kalau kubandingkan dengan debut solo CL dulu, YG going softer with Jennie, to reach a more widespread, general audience. Bagus sih, karena dengan begini jadi lebih easy listening. Kenapa aku sampai rela menulis review tentang solo, alasannya kembali karena; admin selalu benar.
Bagaimana dengan kalian, suka atau tidak dengan MV ini?
Disclaimer: Aku belum sepenuhnya beralih dari Sakamichi hanya karena sering mengangkat artikel Korea akhir-akhir ini. Hanya butuh variasi.
All images and videos used is credited to it’s respective owners COME ON!!
Female GD, seperti yang banyak orang bilang, human Gucci, atau apapun itu, Jennie menunjukkan eksistensi yang berbeda di jagad K-Pop. Well, kedengarannya sangat ekslusif tapi tidak juga. Dalam artian dia punya karakter sendiri, yang mana penting untuk tetap berada di jalur public recognition.
Nah, apa itu cukup jadi alasan untuk menulis review Solo? Well, mungkin karena selama ini aku cenderung berkiblat ke TWICE jadi terkesan kurang suka dengan Blackpink atau Red Velvet. Tidak juga, Ddu-du-Ddu-du terkendala waktu jadi aku tidak sempat merilisnya, RV memang bukan terlalu seleraku.
Alasan kedua, ini adalah total opposite, as far I could dig it, from YES or YES. Sebelumnya sudah kubilang aku kurang suka YES or YES karena mencerminkan troublesome relationship, sementara Jennie Solo menggambarkan kebebasan dari hubungan yang seperti itu.
Langsung ke review singkat. Jennie Solo adalah MV yang beda dengan Blackpink biasanya, ini malah tipikal member girl group yang debut solo, mengambil gambar di luar negeri, dalam hal ini UK dan konsepnya beda dengan grup asalnya.
Kalau disingkat saja, keseluruhan lagu ini -bukan storyline- menceritakan tentang Jennie yang “going solo” karena “I’m better off with myself” dan semacamnya. Well, intinya, it’s a song fit for the girl crush icon, hence the title.
Dan satu kata untuk keseluruhan MV, perfect. Bukan karena bias atau apa, tapi penggambaran lirik dan scene berhasil dengan baik disini. Ambil contoh saat lirik “Baby, jagi, yeobo, I miss you” dimana dia berada di sebuah ruangan serba pink dengan dandanan a la morning selfie, masih menggambarkan sebuah hubungan palsu.
Palsu? Tunggu sebentar di scene selanjutnya. Kenapa kubilang palsu adalah di ruangan pink yang mendeskripsikan sebuah hubungan, dia terlihat bosan dan disheartened. Nah, di scene kolam renang -akan banyak iler serigala disini- dia merobek halaman bukunya, dan liriknya “This is not a touching love story” Booom.
And then, strongly, “Bit-naneun solo” mungkin banyak yang akan mendengar “bitch” tapi toh pronouncitation yang digunakan memang menjurus kesana. Well, arti sebenarnya adalah “I am shinin’ solo” artinya bisa dia mendeklarasikan lebih bahagia sendiri, atau menjadi diri sendiri tanpa harus berpura-pura.
Yah, sayangnya, entah mungkin cuma aku yang merasa begini, tapi dance scene di rilisan Jennie Solo ini kurang oke. The music and the dance seems a bit off. Selanjutnya adegan dimana dia melepas pink dress dan melemparnya ke mesin cuci, memperlihatkan black suit, referensi bagus untuk Blackpink.
Aku tidak akan menulis tentang rap-nya secara penuh, tapi intinya, Jennie merasa solo adalah pilihan terbaik, apalagi setelah scene yang seperti menggambarkan cowoknya ketahuan flirting dengan orang lain. Mengatakan ini selingkuh, aku jadi merasa seperti anak SMP.
Adegan selanjutnya dimana dia menangis di sebuah gang di malam hari, dan kemudian mengenakan sayap malaikat di siang hari selanjutnya, dengan Toyota MR2 yang dicoret pilox, that’s vandalism. Really, you did that to a MR2? And on top, it’s Mk 1. Ini aspek yang paling tidak kusukai di MV ini, vandalisme pada Toyota MR2.
Secara keseluruhan ini menggambarkan fase break up & move on, kalau bisa dibilang begitu. Not even a distant memory. Better off without you. Setidaknya dia membawa level pengumuman “baru saja putus” lebih bagus daripada sekedar curhat di medsos.
JENNIE - 'SOLO' M_V - YouTube.MP4_000146604
JENNIE - 'SOLO' M_V - YouTube.MP4_000102227
Dan selesai. MV Jennie Solo ini hanya berdurasi 2:56, terbilang sangat pendek kan? Tapi mereka berhasil mengemasnya dengan baik. Kelewat baik malah, ketimbang banyak MV yang ku-review akhir-akhir ini yang terkesan njelimet urusan storyline.
Sementara itu, untuk urusan set, sinematografi, kostum, tidak ada keluhan. Permainan warna disini, seperti dominan biru saat Jennie merobek halaman buku, menggambarkan keputusan dan di laundry, adalah simbol kesedihan. Hitam dan pink juga muncul berkali-kali.
Dan lagu ini, saat review ini naik, sudah mencapai 40 juta views, dan debut single Jennie ini memuncaki banyak daily chart. Belum lagi dibantu “kontroversi” yang mana selalu jadi poin lucu bagi fans K-Pop yang masih hijau. Yah, samalah dengan fans Sakamichi atau 48G yang sekali tolol, selalu ngajak berjamaah. Baik-baik pokoknya, semua selalu berbagi.
BLINKs Thought CL’s Tweet Threw Shade At BLACKPINK Jennie’s “SOLO”
Well, sampai disini, aku terdengar menjadi Blink dadakan, tapi tidak. Aku tidak tahu Blackpink dari tanggal 12 November, hanya saja aku memang tidak sering mengangkat grup diluar Sakamichi dan TWICE, dan baru-baru ini IZ*ONE, karena satu hal. Apa itu?
They’re fun to watch. I means variety, the more the merrier. More fun and more laughs. Karena itu materialnya banyak dan menghibur. Sementara grup seperti Blackpink, (G)I-DLE, Little Glee Monsters, etc, I love their music, and basically that’s all. Aku tidak bilang mereka tidak menghibur -as if I could, watch Jennie on Running Man- tapi materialnya memang hanya sedikit.
Mereview lagu saja itu berat. Karena itu aku tidak lagi menulis O Chart, bahkan merilis draft berisi lagu-lagu favoritku dari Arashi saja tidak bisa, karena susah untuk menyampaikan pesannya. Jennie Solo ini juga begitu. Lagunya oke, meski aku belum sempat mendengar full version, tapi lagu slow seperti ini sedang tren sepertinya.
Overall, Jennie Solo ini adalah MV yang bagus. Kalau kubandingkan dengan debut solo CL dulu, YG going softer with Jennie, to reach a more widespread, general audience. Bagus sih, karena dengan begini jadi lebih easy listening. Kenapa aku sampai rela menulis review tentang solo, alasannya kembali karena; admin selalu benar.
Bagaimana dengan kalian, suka atau tidak dengan MV ini?
Disclaimer: Aku belum sepenuhnya beralih dari Sakamichi hanya karena sering mengangkat artikel Korea akhir-akhir ini. Hanya butuh variasi.
All images and videos used is credited to it’s respective owners COME ON!!